Young Smart Farmers
Pada bulan Mei 2016, Pertemuan Pejabat Tinggi kedua di SEA-TVET menyoroti bahwa pendidikan TVET harus meningkatkan kualitas guru dan siswa serta mempromosikan praktik inovatif TVET dan keterampilan siswa abad ke-21. Sebagai tanggapan atas arahan kebijakan regional yang disepakati dalam Rapat Pejabat Tinggi sebelumnya tentang SEA-TVET pada tahun 2015 dan 2016 dan kelanjutan Simposium SEA-TVET 1st Young yang sukses yang diselenggarakan oleh OVEC di Krabi pada bulan Agustus 2016, Kantor Komisi Pendidikan Kejuruan (OVEC), di bawah Kementerian Pendidikan Thailand, bekerja sama dengan SEAMEO menyelenggarakan kegiatan “Simposium SEA-TVET ke-2: Young Smart Farmer” pada tahun 2017.
SMK Negeri 2 Batu mengirimkan delegasinya untuk mengikuti kegiatan 2nd Young SEA-TVET Symposium: Young Smart Farmers tahun 2017 diikuti oleh kepala sekolah (Heni Mahendrayani) sebagai tamu undangan, satu guru (Tito Wahyu Anggoro) dan dua orang siswa (Dimas Sepda Eka Pratama dan I’in Yuliasari). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus sampai 2 September 2017 di Long Beach Garden Hotel and Spa, Pattaya, Chonburi Province, Thailand.
Tujuan dari kegiatan Simposium SEA-TVET ini adalah
a. Untuk meningkatkan ketrampilan model peran (seperti inovasi, teknologi, kepemimpinan, komunikasi, kewirausahaan, tanggung jawab sosial dll) dan kompetensi siswa dan guru TVET di Pertanian dan Perikanan yang menjadi petani masa depan.
b. Mempromosikan daya saing global siswa dan guru yang dibutuhkan untuk pengembangan pertanian daerah
c. Untuk berbagi dan menukar penelitian dan penngembangan dan inovasi di bidang Pertanian dan Perikanan sekolah / perguruan tinggi TVET di Asia Tenggara.
d. Membangun platform jaringan regional untuk saling bertukar inovasi dan praktik terbaik di kalangan guru dan siswa Pertanian dan Perikanan
Guru dan siswa yang mengikuti kegiatan simposium ini juga melakukan presentasi secara oral menggunakan bahasa inggris. Tito dengan judul From Earth to Earth menjelaskan tentang strategi pembelajaran di kelas dengan model Project Based Learning (PjBL) yaitu budidaya jeruk sejak bibit kecil yang dipelihara selama satu tahun. Selain itu juga proyek pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal) yang akan digunakan dalam pembuatan pupuk hayati dan biopestisida. Semua produk yang dihasilkan diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi untuk kegiatan wirausaha bagi siswa.
Dimas dengan judul Hydroponic Lettuce Plant by Using Glass and Bottle Plastic-Waste menjelaskan tentang banyaknya lahan pertanian yang diubah menjadi perumahan dan perlunya pemanfaatan limbah plastik terutama botol untuk mengurangi pencemaran tanah, maka diperlukan suatu ide yang cerdas untuk mengatasi masalah ini. Maka Dimas memberikan solusi dengan pemanfaatan botol bekas sebagai tempat untuk pembuatan hidroponik.
I’in dengan judul Innovation of Processed Soybean Tempe menjelaskan tentang upaya untuk meningkatkan nilai dari tempe maka diperlukan inovasi pengembangan produk sebagai solusi menangani masalah ini. I’in Yuliasari mempresentasikan pembuatan TECHOBAR yang merupakan produk makanan padat sumber energi. Produk ini bisa menjadi terobosan baru yang dapat diaplikasikan dengan teknologi modern.
Selain presentasi secara oral, kegiatan lainnya adalah outbond di dua lokasi. Lokasi pertama adalah Chonburi College of Agriculture and Technology dengan tantangan membuat menu ayam asap secara tradisional (Straw Roast Chicken) menggunakan kotak aluminium untuk menutupi ayam dan disegel dengan tanah liat/lempung. Kemudian dibakar menggunakan jerami selama sekitar 40 menit. Lokasi kedua adalah Naval Base dengan berbagai tantangan mulai tangga berjalan, petunjuk dari si buta, menyelamatkan telur penyu, memindahkan karet dan sandal tandem.
Kegiatan terakhir adalah Team Challenge. Kelompok campuran di sini berarti dalam satu kelompok tidak ada yang berasal dari satu sekolah/college. Antar Negara ASEAN dicampur untuk menghasilkan sinergi yang baik dalam menyelesaikan tantangan terakhir. Masing-masing kelompok diberi tantangan membuat ide untuk menyelesaikan permasalahan di lingkungannya (yang berkaitan dengan pertanian) dengan memanfaatkan barang bekas yang diperoleh ketika outbound di Naval Base serta beberapa peralatan yang disediakan panitia. Hasil dari ide tersebut dipresentasikan di depan dewan juri dan pemenangnya wajib mempresentasikan ketika acara penutupan kegiatan Simposium (toyuro).