GURU BELAJAR DI NEGERI MATAHARI TERBIT
Dalam rangka memberikan wawasan kepada pendidik dan tenaga kependidikan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pemerintah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti pelatihan di luar negeri yang mana dapat langsung mendapatkan pengalaman dengan melihat dan memerhatikan secara langsung budaya belajar di lembaga dan institusi. Salah satu guru dari SMKN 2 Batu lolos seleksi untuk mengikuti pelatihan di Jepang. Beliau adalah ibu Sri Subekti, guru produktif dari kompetensi keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP).
Kegiatan Pelatihan Vocational Teacher Training on Agribusiness Processing of Agricultural Products merupakan salah satu program pemerintah di tahun 2019, yaitu program pendidikan dan pelatihan bagi 1000 guru ke luar negeri. Tujuan umum program adalah untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan. Adapun tahapan sebelum mengikuti kegiatan pelatihan ini, meliputi :
- Pemenuhan persyaratan, meliputi :
Pemenang kegiatan lomba dan apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dari tahun 2015 s.d. 2018, guru produktif pada SMK program revitalisasi, dan instruktur/fasilitator/guru inti.
Memiliki kemampuan berbahasa Inggris aktif baik lisan maupun tulisan
Bersedia mengikuti seluruh kegiatan mulai pre departure, pelatihan di luar negeri, dan post departure.
Bersedia melakukan desiminasi kepada teman sejawat lain setelah mengikuti pelatihan.
Melengkapi persyaratan administrasi pemberangkatan ke luar negeri antara lain paspor, surat ijin dari kepala sekolah/kepala lembaga, dan kepala dinas pendidikan, serta kelengkapan dokumen lainnya. - Seleksi :
Seleksi Administrasi
Seleksi Kemampuan (Kemampuan Individu & Kemampuan Berkelompok)
Pemanggilan Hasil Seleksi.
Pemanggilan hasil seleksi dengan membawa persyaratan dokumen yang telah ditetapkan oleh panitia.
PRE DEPARTURE
Sebelum peserta diberangkatkan ke Jepang, kegiatan pertama diberi pembekalan terlebih dahulu yang dikenal dengan istilah kegiatan Pre Departure. Kegiatan pre departure dilaksanakan dari tanggal 27 Februari s.d. 02 Maret 2019. Adapun kegiatan ini dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yaitu Bpk Prof. Dr. Muhadjir Effendi, M.AP, pada Tanggal 27 Februari 2019 pukul 16.00 WIB di Plaza Insan Berprestasi, Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia – Jakarta. Materi selama pre departure meliputi : macam-macam dan etika serta aturan perjalanan ke luar negeri, pendidikan di era kompetensi abad 21 dan revolusi industri 4.0, budaya, adat istiadat dan bahasa sesuai negara tujuan, serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan pelatihan guru di luar negeri. Kesemuanya diberikan dalam rangka memberi pembekalan bagi peserta pelatihan agar semuanya dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada kendala/permasalahan.
BELAJAR DI NEGERI SAKURA
Kegiatan belajar di negeri sakura dilaksanakan dalam bentuk program pelatihan. Kegiatan pelatihan yang diberi nama ‘Vocational Teacher Training on Agribusiness Processing of Agricultural Products’, dilaksanakan pada tanggal 4-24 Maret 2019 di daerah Kanto – Jepang. Peserta pelatihan ini terdiri dari sepuluh orang Guru Produktif Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) SMK dari berbagai Provinsi di seluruh wilayah Indonesia. Tepat pada Hari Minggu, Tanggal 3 (Tiga), Bulan Maret, Tahun 2019 (Dua Ribu Sembilan Belas), pukul 23.05 WIB peserta meninggalkan tanah air Indonesia dan menuju Bandara Internasional Haneda, Tokyo, Jepang.
Secara umum, kegiatan pelatihan terbagi menjadi tiga teknik/metode. Pertama, kegiatan berupa perkuliahan umum di dua universitas, yaitu Tsukuba Agriculture Research, tepatnya dengan National Agriculture and Food Research Organization dan Chuo Agriculture College. Kedua, kegiatan praktik pengolahan hasil pertanian langsung dengan beberapa penyelenggara sesuai bidangnya. Selanjutnya, yang ketiga adalah dengan mengikuti kegiatan kunjungan industri (factory visit) untuk melihat sekaligus mempelajari berbagai penerapan standar pengolahan hasil pertanian di tingkat industri besar/perusahaan.
Pada kegiatan perkuliahan, peserta belajar dengan dua lembaga perguruan tinggi. Pertama, peserta pelatihan belajar dengan National Agriculture and Food Research Organization, tepatnya dengan Mr Ishitani, Ph.D (President of Japan Food Packaging Association). Disini peserta belajar tentang berbagai teknologi pengolahan pada :
- Produk Hasil Peternakan (Livestock Product)
- Produk Hasil Perikanan (Fishery Product)
- Produk Hasil Buah dan Sayuran (Product of Fruits and Vegetables)
- Produk Hasil Serealia dan Biji-bijian (Cereal and Grain Product)
- Produk Rerotian (Bread and Confectionaries Product)
- Produk Hasil Lemak dan Minyak (Fat and Oil Product)
- Penguat Rasa (Seasonings)
- Produk Hasil Pembekuan (Frozen Cooked Product)
- Produk Hasil Teh dan Kopi (Tea and Cofee Product)
- Aneka Minuman (Drinks and Baverages)
Pada kegiatan perkuliahan di CAC (Chuo Agriculture College) salah satu perusahanaan di Jepang, peserta juga diperkenalkan dengan berbagai program pertanian di Negara Jepang, diantaranya adalah pertanian organik yang disertifikasi oleh pemerintah dengan istilah Japanese Agricultural Standard (JAS). Pada kesempatan itu, peserta juga diperkenalkan dengan berbagai teknologi yang digunakan untuk mendukung pertanian di Jepang, diantaranya : (a) Smart greenhouse yang dilengkapi computer dan selang dalam mengontrol dan memelihara pertanian yang dikembangkan; (b) Drone untuk memantau dan mengendalikan kondisi dalam rangka pemeliharaan tanaman; (c) Porrot, untuk mengetahui beberapa factor yang sangat diperlukan dalam pemeliharaan tanaman, yaitu : suhu, kadar air, kandungan nutrisi yang ada dalam tanah, kelembaban, dll.
Kegiatan praktik selanjutnya yang dilakukan adalah pembuatan produk olahan surimi, yang dilakukan di Suzuhiro Kamaboko Museum dengan sensei dari Staff/trainner Suzuhiro Kamaboko Museum yaitu Mr. Uotani Takeo dan Mrs. Mucida. Kegiatan praktik dilakukan meliputi tiga macam. Pertama adalah praktik pembuatan kamaboko, kemudian Pengolahan surimi yang dilakukan disini ada tiga macam, yaitu pengolahan surimi dengan cara pengukusan yang hasilnya dinamakan kamaboko, pengolahan surimi dengan cara pemanggangan yang hasilnya dinamakan chikuwa, dan pengolahan surimi dengan cara penggorengan yang hasilnya dinamakan agekama dan pembuatan agekama.
Untuk kegiatan praktik berikutnya kami dibawa ke pembuatan roti di Cake&Bread School di Setagaya dengan sensei Mr. Itoh. Tempat ini merupakan tempat yang memproduksi segala macam jenis roti dan makanan khas Jepang sekaligus menyelenggarakan training pembuatannya. Peserta training aneka roti dan makanan khas Jepang berasal dari berbagai Negara. Pada kesempatan tersebut, peserta dibimbing untuk mempraktikkan pembuatan roti perancis yang metodenya dipilih yang paling sederhana dengan hasil yang maksimal. Bahan-bahannya pun dipilih bahan-bahan yang familiar dan mudah didapatkan di Indonesia. Harapannya, dengan training ini kami dapat memiliki pengetahuan tentang pembuatan roti dan bahan-bahan yang akan digunakan menyesuaikan keadaan dan kondisi sekolah masing-masing.
Pembuatan Japanese Food Fushion merupakan kegiatan praktik berikutnya yang dilakukan di Japanese Class JUNKO INOUE dengan sensei Junco Inoue. Pada kesempatan ini kami diajarkan untuk mempraktikkan berbagai makanan khas Jepang yaitu sushi. Berbagai pengetahuan tentang sushi diberikan sehingga kami dapat mengenal lebih banyak. Beberapa jenis sushi kami praktikkan langsung beserta cara pembuatannya. Termasuk bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sushi, juga peralatan yang dibutuhkan dan cara mencari solusi jika kami menghadapi permasalahan dalam pembuatan Japanese Food Fushion (Sushi). Satu lagi produk makanan khas Negara Jepang yang kami praktikkan adalah pembuatan soba di Soba mr. OSHOI. Pada kesempatan ini para peserta diperkenalkan dengan bahan dan cara pembuatan soba yang selanjutnya kami diberi kesempatan untuk mempraktikkan langsung pembuatan soba sampai soba tersebut siap kami konsumsi.
Masyarakat Jepang, mayoritas memiliki kepercayaan konghucu yang tentunya berbeda dengan Negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Hal ini berdampak kepada makanan yang tersedia di pasaran. Di Negara Jepang, khususnya di pasaran umum, kami orang Islam akan mengalami sedikit kesulitan menemukan makanan yang halal, untuk itu peserta dibawa ke dalam suatu produsen yang khusus membuat masakan khas Jepang yang halal, yang dikenal dengan Japanese Halal Food. Pada kesempatan tersebut para peserta diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan praktik pembuatan Japanese Halal Food di Kiyonari Sensei di Tokyo-to, Suginami City, Kamiigusa, 3-chame-32. Para peserta diperkenalkan dengan berbagai bahan pangan yang halal dan bagaimana cara mendapatkannya.
Adapun kegiatan kunjungan industri dilakukan pada industri besar/perusahaan berskala internasional, diantaranya : (a) GlicoPia (produk Es Krim dan Keju), (b) Yamasa Shoyu (produk Kecap Asin), (c) Higieta Shoyu, (d) Kikkoman Shoyu Factory, (e) Furuya Milk Industry Co., Ltd. Narita, dan (f) Sokuniku Company Chiba ( Museum Daging), serta (g) Kattori Farm, Abiko Chichibu.
Ketika dibawa dalam suatu kunjungan industri ke berbagai perusahaan pengolahan hasil pertanian tersebut, banyak ilmu dan pengetahuan yang dapat kami peroleh, baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Secara akademik, para peserta diperkenalkan dalam suatu kecanggihan teknologi yang menampilkan semua pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk pengalaman langsung dan akan teringat terus. Sebagai contoh, di semua perusahaan yang kami kunjungi, semua sudah menerapkan sanitasi dengan baik, baik sanitasi ruangan, peralatan maupun pekerja. Sebelum memasuki ruangan, peserta dihadapkan pada suatu sistem yang membuat kami semacam disemprot dengan udara sehingga segala kotoran yang melekat akan terjatuh yang pada akhirnya membawa kami kedalam kondisi yang betul-betul steril. Begitu pula ketika para peserta berada di dalam perusahaan pengolahan es krim (Glicopia) dan penanganan ubi jalar (Rapopo Farm Village), kami dibawa masuk ke dalam ruangan beku (bersuhu sekitar -20 oC) yang benar-benar memberikan pengalaman langsung kepada kita. Di dalam lorong dimana kami peserta dapat melihat langsung segala proses pengolahan, kamipun juga diberi kesempatan untuk melihat kondisi ruang pengolahan dalam suatu layar monitor yang dapat kami gerakkan ke kanan/kiri atau atas/bawah ketika kami ingin melihat lebih detail. Ketika melewati lift, para peserta juga dapat melihat tayangan video penanganan dalam pengolahan es krim. Semua benar-benar terlihat nyata dan tidak melewatkan waktu luang sedikitpun.
Dari sisi non akademik, ada berbagai karakter yang dapat diambil dari kegiatan kunjungan industri tersebut, diantaranya kedisiplinan dan sangat menghargai orang lain. Berkaitan dengan jadwal dan janji yang sudah dibuat, mereka benar-benar memperhatikan dan tepat waktu. Sikap merekapun sangat menghargai kami orang asing yang sedang bertamu. Dari raut muka, terlihat jelas mereka sangat ramah dan menghargai kami. Bahkan ada salah satu staf yang menyapa kami dengan mencoba belajar bahasa Indonesia.
Selain dengan ketiga metode belajar di atas, kami juga dibawa ke dalam suatu kegiatan kunjugan budaya ke berbagai tempat khusus di Jepang, diantaranya : wahana permainan Disneysea, Gunung Fuji, Pusat Pertokoan Gotemba, dan lain-lain. Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih mengenal wilayah dan karakter masyarakat Jepang. Berbagai karakter dan budaya dapat kami lihat dari kegiatan tersebut, salah satu diantaranya adalah kejujuran, budaya antri, hidup bersih dan rapi masyarakat Jepang.
Masyarakat Jepang juga terkenal dengan budaya antri dengan tertib. Antri dapat diartikan sebagai sesuatu untuk menunggu giliran atau kesempatan yang berkaitan dengan pelayanan umum. Mereka antri dalam berbagai hal, bahkan untuk ke toilet pun juga antri. Meskipun mereka sangat menghargai waktu, tapi tak ada yang menyerobot antrian meski terburu-buru, dan meski tidak ada garis, atau pembatas untuk meluruskan antrian, mereka tetap rapi mengantri. Antrian di Negara ini tidak seperti di Negara lain. Antrian mereka lebih panjang dan ada disetiap jalan, tetapi mereka melakukan itu dengan tenang tidak mengambil hak orang lain.
Satu karakter yang patut kita tiru adalah budaya hidup bersih. Masyarakat Jepang terbiasa hidup bersih dan membuang sampah dengan pemilahan sebagaimana ada di tempat sampah. Budaya tersebut dilakukan oleh semua orang sehingga siapapun yang berada disitu akan terbawa suasana untuk menerapkan hidup bersih, tidak meninggalkan sampah di sembarang tempat apalagi di tempat umum. Mereka terbiasa membawa sampah yang mereka ciptakan untuk dibawa dan dibuang di tempat sampah di rumahnya masing-masing.
Satu hal lagi yang menakjubkan dari Negara Jepang adalah penggunaan teknologi yang canggih. Untuk jual-beli minuman, mereka menggunakan mesin (Vending Machine) yang dapat juga menghitung uang secara otomatis termasuk jika harus ada kembalian. Di berbagai tempat kita akan menemui Vending machine. Mesin ini adalah teknologi yang diterapkan dalam berbisnis minuman yang sudah canggih, mesin ini bisa menghitung secara otomatis uang yang masuk ke dalamnya, termasuk ketika si pembeli menggunakan uang yang lebih besar sehingga si mesin harus memberi kembalian kepada si pembeli.
POST DEPARTURE
Tepat pada Hari Minggu, Tanggal 24 (Dua Puluh Empat), Bulan Maret, Tahun 2019 (Dua Ribu Sembilan Belas), pukul 11.05 WIB rombongan peserta kami pun meninggalkan Jepang melalui Bandara Internasional Haneda, Tokyo-Jepang menuju tanah air yaitu Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soeta). Sementara itu, kegiatan pelaporan dan evaluasi yang diistilahkan dengan kegiatan post departure dilaksanakan dari tanggal 25-28 Maret 2019. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memastikan semua tugas dan tanggung jawab peserta pelatihan telah dapat terselesaikan dengan baik, sehingga semua peserta pelatihan dapat kembali ke daerah masing-masing dengan tanpa ada tanggungan yang belum terselesaikan dan dapat kembali beraktifitas sebagaimana biasanya. Pada kesempatan ini sekaligus peserta diwajibkan mempresentasikan hasil kegiatan pelatihannya, dan lebih lanjut ada beberapa evaluasi demi pelaksanaan kegiatan sejenis yang lebih baik di periode berikutnya.
Kegiatan pre departure dan post departure dilaksanakan di Jakarta, tepatnya di Millenium Hotel Sirih Tanah Abang, yang beralamatkan di Jl. Fachrudin No.3, Kp. Bali, Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10250.